Perbandingan Konsep Lingkungan Pendidikan menurut Ibnu Khaldun dan Hassan Hanafi
DOI:
https://doi.org/10.37296/esci.v4i2.104Abstrak
Ibnu Khaldun dan Hassan Hanafi adalah dua filosof dan pemikir Islam. Pemikiran Ibnu Khaldun yang mengalami percampuran pemikiran antara al-Ghazali dan Ibnu Rusyd membuatnya mempunyai pemikiran baru yaitu rasionalisti-sufistik. Dalam pemikiran tersebut Ibnu Khaldun secara proporsional mendudukan wahyu sama atau setara dengan rasio. Pemikiran Ibnu Khaldun yang tertuang dalam kitabnya, yaitu Muqaddimah banyak menjadi sumber orang-orang dalam menetapkan sistem pendidikan Islam yang ideal. Pemikiran Hassan Hanafi lebih berorientasi pada reformasi dan perubahan sosial melalui pendidikan. Tujuan Pendidikan menurut Ibnu Khaldun yaitu mengintegrasikan individu ke dalam masyarakat yang sudah ada, dan tujuan pendidikan menurut Hassan Hanafi ialah Mengubah struktur masyarakat yang ada.
Kata kunci : Ibnu Khaldun, Hassan Hanafi, Perbandingan konsep pendidikan
Referensi
Alam, M. (2017). Pendidikan Islam Moderat Dalam Mencegah Ancaman Radikalisme Di Kota Sungai Penuh Jambi. Islamika, 151.
Basit, A. (2023). Konsep Pendidikan Integratif. Kajian Islam Msyarakat, 161.
Fadmo, S. (2007). Gerakan Pembaharuan Islam Indonesia Dari Masa ke Masa. Jurnal Humaniora, Hal 151.
Fadmo, S. (2007). Gerakan Pembaharuan Islam Indonesia Dari Masa ke Masa. Humaniora, 151.
mas, p. (1982). Perjalanan Terakhir Buya Hamka. 48.
Mawangir, M. (2017). “Ahmad Syafi’i Ma’arif Dan Pemikirannya Tentang Pendidikan Islam". 57.
Piarni, R. (2019). Integrasi Nilai-Nilai Budaya Islam Dalam Pembelajaran Pendidikan Agama Islam. InspirasI, 38.
Soegijanto, F. (2007). Gerakan Pembaharuan Islam Indonesia Dari Masa ke Masa ke Masa. Jurnal Humaniora, 151.
Wahid, A. (2014). “Dikotomi Ilmu Pengetahuan". Istiqra, 279.Glendinning, S. (2011). Derrida: A very short introduction (Vol. 278). Oxford University Press, USA.
Jamil, Nizamil. (2005). Pakaian Tradisional Melayu Riau. Pekanbaru: LPNU Press
Marsan, N. S., & Siregar, M. J. (2021). Menghidupkan Identitas Kepulauan Riau Melalui Seni Tari Tradisional. Gondang, 5(1), 40-52.
Ni'mah, K. (2020). Diskriminasi gender dalam novel tarian bumi karya oka rusmini (Doctoral dissertation, universitas jambi).
Norris, C. (2002). Deconstruction: Theory and practice. Routledge.
Restu, U., Indriyany, I. A., & Nurjuman, H. (2018). Dekonstruksi Makna Maskulinitas pada Trend Korea Pop (K-POP) Sebagai Praktik Identitas Remaja.
Ridho, M., & Yohana, N. (2016). Konstruksi Makna Tari Persembahan oleh Penari pada Sanggar Tari di Lingkungan Universitas Riau (Doctoral dissertation, Riau University).
Sarita, S., Isjoni, I., & Kamaruddin, K. (2014). Sejarah Perkembangan Tari Zapin Desa Meskom Kecamatan Bengkalis Kabupaten Bengkalis (Doctoral dissertation, Riau University).
Smith, J. (2015). "Exploring Patterns in Qualitative Data Through Indirect Observation." Journal of Qualitative Research, 12(3), 45-58.